Rabu, 17 Juli 2013

Inikah Duta Budaya Pertama NTT ?

Pada awal abad 19 ada dua golongan orang Indonesia yang datang ke Belanda. Yang pertama adalah mereka yang menempuh pendidikan di Negeri Belanda.  Golongan kedua adalah mereka yang sekedar ingin mengetahui keadaan negeri Belanda dan Eropa, orang – orang Indonesia yang tinggi kedudukannya meniru rekan-rekannya orang Belanda dengan bercuti ke Eropa.  Meskipun di dominasi orang jawa dan sumatera , ternyata pada jaman itu terdapat juga orang NTT yang tercatat dalam arsip belanda.


Tahun 1929 datang bercuti ke negeri Belanda seorang Timor asli yaitu C.Frans. Nama aslinya adalah Ktoe Ndoloe , seorang amtenar (pejabat pemerintahan di era kolonial ) di Timor. Frans adalah Ketua Perserikatan Timor, partai kesukuan yang moderat.

Selain kegiatan politik yang dilakukannya bersama Noto Soeroto dengan bergabungnya Frans sebagai redaksi bagian melayu di Penerbitan Adi Poestaka yang mengelola Majalah Oedaya.
Selama masa cutinya di Belanda Frans juga menyelenggarakan  acara mengenai Timor tak ubahnya seperti  yang dilakukan oleh para Duta Wisata maupun KBRI  di berbagai negara pada jaman modern ini.

Frans biasa mempromosikan Pulau Timor dengan memberikan ceramah mengenai sejarah timor, kerajinan, benda seni  dan budaya timor. Bagian kedua ceramahnya biasanya diisi dengan permainan musik Timor. Ia memainkan sasando bersama istri dan kedua puterinya. 

Acara Frans banyak meraih kesuksesan, barangkali disebabkan cita – cita politiknya yang moderat dan menolak partai – partai kiri. Terlepas dari pilihan dan aktivitas politiknya, C.Frans selama masa cutinya di Negeri Belanda telah menjadi duta untuk Pulau Timor pada jamannya. Boleh dikatakan bahwa apa yang Frans lakukan merupakan pondasi dasar dari pembangunan pariwisata di Pulau Timor maupun NTT pada umumnya.

Sumber :
Harry A.Poeze ; Di Negeri Penjajah, Orang Indonesia di Negeri Belanda 1600-1950. KITLV Jakarta & KPG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar